Keluarga dan KENAKALAN REMAJA?
Keluarga adalah satu institusi penting yang Tuhan ciptakan bagi seorang manusia, didalam keluarga seharusnya seseorang dibangun, diajar, dilengkapi dan di bimbing untuk tugas mulia yaitu hidup bermakna ditengah dunia, tapi sayang banyak keluarga yang ada, seringkali tidak melakukan hal yang positip bagi mereka, sebaliknya mereka dilukai, dan dihancurkan masa depannya.
Menurut Karol Kumpfer dan Rose Alvarado, Profesor dan Asisten Profesor dari University of Utah, dalam penelitiannya, menyebutkan bahwa kenakalan dan kekerasan yang dilakukan oleh anak dan remaja berakar dari masalah-masalah sosial yang saling berkaitan di dalam keluarga meraka.
Di antaranya adalah kekerasan pada anak dan pengabaian yang dilakukan oleh orangtua, munculnya perilaku seksual sejak usia dini, kekerasan rumah tangga, keikutsertaan anak dalam geng yang menyimpang, serta tingkat pendidikan anak yang rendah.
Ketidakmampuan orangtua dalam menghentikan dan melarang perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak remaja akan membuat perilaku kenakalan terus bertahan. Faktor-faktor penyebab munculnya kenakalan remaja, menurut Kumpfer dan Alvarado, Minggu (23/1/2011)
1. Kurangnya sosialisasi dari orangtua tentang nilai moral dan sosial.
2. Contoh perilaku yang ditampilkan orangtua (modeling) di rumah terhadap perilaku dan nilai-nilai anti-sosial.
3. Kurangnya pengawasan terhadap anak (baik aktivitas, pertemanan di sekolah ataupun di luar sekolah, dan lainnya).
4. Kurangnya disiplin yang diterapkan orangtua pada anak.
5. Rendahnya kualitas hubungan orangtua-anak.
6. Tingginya konflik yang terjadi dalam lingkungan keluarga.
7. Kemiskinan dan kekerasan dalam lingkungan keluarga.
8. Anak tinggal jauh dari orangtua dan tidak ada pengawasan dari figur otoritas lain.
9. Perbedaan budaya tempat tinggal anak, misalnya pindah ke kota lain atau lingkungan baru.
10. Adanya saudara kandung atau tiri yang menggunakan obat-obat terlarang atau melakukan kenakalan remaja.
Keadaan ini makin diperburuk oleh perilaku dari ORANG TUA YANG TIDAK BENAR DALAM MERESPONI KEADAAN.
BUKANNYA MEREKA SALING BEKERJA SAMA UNTUK MEMBANGUN KELUARGA YANG BAIK, MALAH SEBALIKNYA MEREKA SALING MENYALAHKAN
BUKU “FAMILY THERAPY oleh MICHAEL P NICHOLS, dia adalah mantan dari salah satu ketua badan intelejen Amerika, dia menmukan banyak orang2 yang jahat dirubah hidupnya saat berada di dalam keluarga.
· Keluarga adalah tempat dimana terdapat kesembuhan.
· Keluarga harus menjadi tempat pemulihan. Setiap anggota keluarga, dimulai dari suami dan kemudian istri, harus mampu menghadirkan suasana pemulihan di dalam keluarga.
Dalam Kitab Perjanjian Baru kata KELUARGA ditulis dengan kata THERAPEIA, yang artinya adalah sbb,
· Household, Rumah Tangga - Mat 24:45
· Servant - Luk 12:42
· Healing / THERAPIS - Luk 9:11, Wah 22:2
· Worship of God
· Service
Dengan kata lain keluarga harusnya menjadi tempat dimana seseorang diajar untuk memiliki jiwa untuk melayani, memelihara, memberi perhatian didalam suasana rumah tangga yang saling menghormati dan dalam kesatuan yang menyembah Allah.
Tapi dalam arti lain KELUARGA, adalah juga tempat dimana seseorang disembuhkan dan dipulihkan agar memiliki hidup yang bermakna agar dapat memberi dampak yang positip bagi lingkungannya
Dengan kata lain keluarga harusnya menjadi tempat dimana seseorang diajar untuk memiliki jiwa untuk melayani, memelihara, memberi perhatian didalam suasana rumah tangga yang saling menghormati dan dalam kesatuan yang menyembah Allah.
Tapi dalam arti lain KELUARGA, adalah juga tempat dimana seseorang disembuhkan dan dipulihkan agar memiliki hidup yang bermakna agar dapat memberi dampak yang positip bagi lingkungannya
Keluarga adalah tempat untuk saling melayani, bukan tempat untuk menuntut dilayani.
Semua anggotanya adalah pelayan yang siap saling melayani.
Miliki sikap seorang hamba dengan memiliki hati seorang hamba, maka anda akan memiliki keluarga yang kompak dan bahagia.